{SINOPSIS} ITAZURA NA KISS 2 ~ LOVE IN TOKYO 2 EPISODE 2
EPISODE 2
Naoki dan Kotoko
sampai di suatu rumah yang tidak mereka kenali dengan diantar oleh
Kanamori-san, sekertaris ayah Naoki.
Mereka pun masuk ke
rumah dengan hati yang tidak menentu. Dan “Selamat datang! Duar!”

Ayah dan Ibu Naoki,
Yuki, serta ayah Kotoko yang tiba lebih awal (padahal penerbangannya ke Tokyo
bareng sama Naoki dan Kotoko ya hihi) menyiapkan pesta penyambutan untuk
mereka.
“Ini adalah rumah kita
untuk kedua keluarga. Rumah lama kita terlalu kecil ketika bayi-nya datang.
Jadi kami bangun yang baru.” ucap Ibu

“Ini terlalu cepat
untuk berfikir tentang anak.” ucap Naoki kepada Ibu
“Lagipula, apa-apaa
ini?” ucap Naoki sambil menunjuk kerah sebuah foto yang dipanjang tepat didepan
pintu masuk rumah
Kotoko kaget
melihatnya, “Oh! Memalukan sekali. Aku menyukainya!” ucap Kotoko
“Apa ini Okinawa?
Bagaimana ibu ..?” tiba-tiba Kotoko menyadari sesuatu
“Masih tidak
mengerti?” tanya Naoki
“Orang-orang ini
mengikuti kita ke Okinawaa.” jelas Naoki
“Apa?” ucap Kotoko
kaget lalu mengingat tentang serombongan orang asing yang ia temui di Okinawa.

“Turunkan fotonya.”
ucap Naoki pada Ibu
“Aku mengerti
perasaanmu, tapi itu foto yang bagus.” ucap ayah Naoki yang membujuknya
“Kau adalah fotograder
yang handal, Nyonya Irie.” lanjut ayah Kotoko
“Turunkan! Apa yang
akan orang-orang pikir?” keluh Naoki
“Mereka akan berpikir
kau memiliki pernikahan yang bahagia.” jawab Ibu
Naoki akhirnya tidak
bisa menang dari ibu.
Ibu menunjukkan Naoki
dan Kotoko rumah baru mereka. Kotoko sangat senang dengan rumah barunya
itu. Ibu pun sudah menyiapkan satu kamar bayi yang sudah lengkap dengan
perlengkapannya.
“Mengagumkan!” ucap
Kotoko yang senang.
Sekali lagi, Naoki
memang tidak pernah bisa menang dari Ibu.

Kotoko bangun dari
tidurnya.
“Ini hari pertama ku
sebagai istri. Suami tercintaku ada disebelahku. Naoki masiih tidur. Mulai
sekarang, aku busa melihat wajahnya yang mengagumkan setiap pagi. Aku senang!.
Dan untuk suami ku yang sempurna, aku akan membuatkan sarapan yang sempurna.”
ucap Kotoko dalam hati.

Ia pun membayangkan
untuk membuatkan Naoki sarapan dan mengantarkan suami tercintanya untuk
berangkat ke kantor. Sungguh romantis.
Tapi…. Kotoko
terbangun dari tidurnya dan melihat jam. Ia pun ketiduran lagi setelah
terbangun sebelumnya.
Dengan panik, Kotoko
keluar kamar dan menuju ruang makan untuk melihat Naoki. Tapi Naoki sudah mau
berangkat ke kantor.

“Irie-kun! Untung kau
masih disini. Selamat pagi. Umm, maaf.” ucap Kotoko
“Bunyi alarm sudah
mati sangat awal. Aku menantikan sarapan yang enak. Ah, kehidupan pernikahan ..
Aku mempunyai istri yang baik.” ucap Naoki yang menyindir Kotoko
“Um.. Aku berjanji.
Besok..” ucap Kotoko
“Aku bercanda. Aku
tidak mengharapkan apa-apa darimu.” ucap Naoki
“Sepertinya
menyedihkan.” jawab Kotoko
“Aku berangkat.” ucap
Naoki
Lalu Ibu tiba-tiba
muncul membawa kamera dan berkata, “Tunggu kakak! Tidakkah kau melupakan
sesuatu yang penting?”
“Apa?” tanya Naoki
“Sebuah ciuman ketika
istrimu melepasmu pergi!” ucap Ibu yang membuat Kotoko menjadi malu-malu
“Bagaimana aku bisa?
Dengan kamera didepan muka ku?” jawab Naoki
“Apa kau akan
melakukannya tanpa ada kamera?” balas Ibu lalu menutup kameranya
“Beri aku istirahat!
Kami akan memutuskan bagaimana menjalani kehidupan kami. TInggalkan kami
sendiri” keluh Naoki pada Ibu
“Kalau kau pikir kau
bisa melakukannya sendiri, kau salah. Kau sepertinya lupa, yang paling penting
dalam sebuah pernikahan. Jangan bilang kau lupa.” ucap Ibu
“Kami sudah bulan madu
..” ucap Naoki yang terlihat tidak mengerti maksud Ibu.
“Mendaftarkan
pernikahan. Kau lupa, kan? Kau belum pergi ke kantor administrasi. Bagaimana
kau bisa lupa?” ucap Ibu
“Maksud Ibu ini belum
resmi? Kami belum menikah secara resmi? Jadi namaku masih Aihara Kotoko? Kita
harus pergi ke kantor administrasi sekarang dan …!” tanya Kotoko yang bingung
“Jangan panik Kotoko.
Lihat! Form registasi! Jaga-jaga kau membuat kesalahan. Aku sudah tanda
tangani sebagai wali.” ucap Ibu yang menunjukkan beberapa kertas form
regisrasinya
“Terima kasih. Tapi
Aku belum siap untuk mendaftarkan pernikahan kami. Aku harus memikirkannya. Aku
tidak ingin bahas itu sekarang.” ucap Naoki lalu berangkat
Ibu dan Kotoko pun
kaget mendengar pernyataan Naoki tersebut.

Kotoko pun
menceritakan tentang hal itu pada Jinko dan Satomi ketika di kampus. Juga
dengan Sudi senpai.
“Itu belum
didaftarkan.” ucap Kotoko
“Tapi aku datang ke
pernikahan kalian. Apa maksudmu Naoki tidak ingin membuatnya resmi? Aku tidak
mengerti Naoki.” ucap Sudo senpai
Lalu Matsumoto datang
menghampiri mereka karena mendengarnya.
“Dengan kata lain, kau
masih dalam masa percobaan. Jika dia merasa kau tidak pantas sebagai istri, dia
akan meninggalkanmu. Sepertinya aku masih ada kesempatan.” ucap Matsumoto lalu
pergi meninggalkan Kotoko dalam kekesalannya.
“Irie-kun.. Apa kau
sudah bosan denganku?” keluh Kotoko dalam hati

Naoki masih membantu
ayahnya untuk memulihkan kondisi perusahaan.
“Aku minta maaf suda
merepotkanmu. Tapi berkat usahamu dengan Sahoko-san, Direktur Oizumi memutuskan
untuk memperpanjang pinjaman kita. Aku sangat bersyukur.” ucap ayah Naoki
“Kau bisa kembali ke
jalanmu seperti yang kita diskusikan. Kembali lah kuliah dan belajar untuk
menjadi dokter.” lanjut ayah kepada Naoki

Naoki yang sedang sendiri
diruangannya tiba-tiba mendapat tamu yang katanya adalah teman kuliahnya.
Mereka adalah Aoki,
Akagi dan Kimura dari Klub Anime Universitas Tonan dan menawarkan sesuatu yang
mereka buat untuk perusahaan Naoki. Awalnya Naoki menolak mereka. namun karena
mereka terus merayunya, akhirnya Naoki memutuskan untuk melihat apa yang telah
mereka buat.
Ternyata itu adalah
semua game komputer yang bernama “Pejuang Tenis Koto-rin!”
“Hmm.. Koto-rin?!”
ucap Naoki yang kaget dan menyadari sesuatu
“Bingo! Istrimu adalah
pahlawannya! Kami sudah memperhatikan istrimu dari awal! Cobalah! Ini
menantang!” ucap Aoki yang merayu Naoki untuk mencoba permainannya.
Dan Naoki ternyata
dapat bermain dan menyelesaikan semua level yang mereka buat dalam waktu singkat.
“18 bulan, disapu
bersih dalam 20 menit.. Dia menang semuanya …” ucap Aoki yang kaget dan
frustasi
“Ini tidak bagus. Ini
terlalu sederhana. Ini tidak akan terjual.” ucap Naoki
Mereka bertiga pun
berkemas dan beranjak pergi. Namun setelag berfikir sejenak, tiba-tiba Naoki
memanggil mereka.
Sudah larut malam,
tapi Naoki belum pulang juga. Ayah dan Ibu menemani Kotoko untuk menunggu Naoki
pulang.
“Ayah! Ada apa?” keluh
Ibu
“Ketika aku pergi
meninggalkan kantor, dia sangat sibuk. Bahkan aku tidak sempat pamit.” jelas
Ayah.
“Silakan tidur. Aku
akan menunggu sebentar lagi.” ucap Kotoko
“Benarkan? Jangan
tunggu terlalu lama.” ucap Ibu lalu pergi ke kamar untuk tidur bersama dengan
ayah.
“Baiklah.
Terimakasih.” jawab Kotoko yang masih melanjutkan menunggu Naoki pulang

Tidak lama kemudia
telepon berdering, dan ternyata dari Naoki yang mengabarkan bahwa malam ini dia
tidak pulang.
“Aku tidak akan pulang
kerumah untuk sementara waktu.” ucap Naoki lalu mengakhiri telponnya.

Tidak pulangnya Naoki
kerumah membuat Kotoko sangat kesepian. Sudah 3 hari Naoki tidak pulang kerumah
dan Kotoko sangat merindukan dirinya.

Dengan begitu, Kotoko
berinisiatif membuat sebuat boneka dengan memakaikannya piyama miliki Naoki.
Kotoko membuatnya semalaman. Dan sangat senang dengan boneka hasil buatannya
tersebut.

Paginya, Kotoko
membuatkan makanan untuk dibawakan kepada Naoki. Ibu lalu menanyakan apa yang
dilakukan Kotoko pagi-pagi sekali di dapur.
“Aku membuatkannya
makan siang. Dia tidur di kantor. Dia pasti bosan makan diluar. Sebenarnya, aku
hanya ingin melihatnya ..” ucap Kotoko sambil menggoreng telur dadar yang sudah
hampir gosong.
“Astaga. Kakak sangat
beruntung. Oh itu gosong!” ucap Ibu

Kotoko mengantarkan
bekal yang ia buat ke kantor Naoki. Satpam setempat pun membantunya untuk
menghubungkannya dengan Naoki. Kotoko sudah mengkhayalkan bahwa ia akan bertemu
dengan Naoki dengan suasana yang mengharukan. Bahwa dengan ia membawakan Naoki
sarapan, maka Naoki akan terharu dan langsung mengajaknya untuk mendaftarkan
pernikahan.
Namun, satpam malah
memberitahunya bahwa Kotoko tidak bisa bertemu dengan Naoki dan bekal untuk
Naoki bisa dititipkan padanya saja.
Mendengar itu, Kotoko
sangat kecewa dan sedih.

Jinko dan Satomi yang
mengetahui cerita Kotoko pun ikut bingung dengan sikap Naoki.
“Mungkinkah perempuan
lain?” ucap Jinko dengan penuh kecurigaan.
Kin-chan pun
menghampiri mereka dan mendengar cerita tentang Kotoko tersebut.

“Apa dia membuatmu
menderita? Apa kau main-main? Aku akan menghajarnya!” ucap Kin-chan dengan
penuh emosi lalu bergegas pergi meninggalkan Kotoko
Kotoko pun mengikuti
Kin-chan.
Dan ternyata Kin-chan
datang ke kantor Naoki dan membuat keributan untuk bertemu dengan Naoki.
“Kau… Apa yang kau
lakukan disini? Kenapa kau belum mendaftarkan pernikahan? Kenapa kau tidak
pulang kerumah? Kenapa kau menghindarinya? Apa kau bersiap untuk berpisah
dengannya?” ucap Kin-chan yang kesal pada Naoki
“Aku menutup mulutku
selama Kotoko bahagia. Aku mempercayakan Kotoko padamu. Lakukan apa yang kau
mau, tapi jangan permainkan hatinya!” lanjut Kin-chan dengan emosi dan
mengarahkan tangannya untuk menghajar Naoki.
Tapi Naoki berhasil
menahannya dan berkata, “Ini antara Kotoko dan aku.”
Lalu dua orang satpam
pun datang untuk membawa Kinn keluar. Kotoko yang sudah menguntit dari awal
akhirnya muncul.
“Tunggu! Tunggu! Ini
bukan salahnya. Kau yang salah!” teriak Kotoko

“Kau tidak memikirkan
ku sebagai istrimu. Hanya aku yang merasa menyukaimu. Hanya aku yang merasa
galau. Ini bukan pernikahan!” lanjut Kotoko sambil menangis.
“Lalu pergilah.
Lagipula ini belum resmi.” jawab Naoki dengan bersikap dingin dan membiarkan
Kotoko pergi
Kin-chan pun pergi
menyusulnya.

Kotoko menenangkan
diri di restoran ayahnya bersama Jinko dan Satomi yang terus menghiburnya.
Ayah yang
mengkhawatirkan Kotoko pun berusaha membujuknya.
“Aku tidak menyuruhmu
untuk tidak bertengkar. Tapi, tempat kerja seorang pria adalah medan perang.
Kau pergi ke kantornya dan mengajak bertengkar hanya karena dia bekerja keras
dan tidak bisa pulang ke rumah? Untuk seorang istri yang meragukan suaminya, itu
menyedihkan.” ucap ayah Kotoko
Kin-chan lalu muncul
dan berusahan untuk membela Kotoko didepan ayah Kotoko. Namun ayah Kotoko
segera mendisiplinkannya.
“Naoki pasti punya
alasan. Kau harus percaya padanya. Kalau bukan kau, siapa lagi?” lanjut ayah
Kotoko yang kemudian membuat Kotoko banyak berfikir.

Esoknya Kotoko datang
ke lapangan tenis kampus untuk berlatih. Anak-anak lain yang mengetahui kabar
dirinya yang belum mendaftarkan pernikahan mulai membiacarakannya.
“Hey Aihara! Berhenti
mengkhayal! Katakan sesuatu!” teriak Sudo senpai yang dari tadi memanggilnya
tapi Kotoko tidak mendengarkan karena melamun.
“Aku percaya pada Irie-kun.
Tapi aku ingin melihatnya. Aku ingin melihatmu, Irie-kun!” teriak Kotoko dalam
hati.

Tiba-tiba Naoki datang
dan memanggi Kotoko yang sedang melamun itu.
“Kotoko! Kita harus
pergi. Cepatlah!” teriak Naoki
“Baik. Tapi aku ganti
baju dulu.” jawab Kotoko
“Tidak apa-apa.
Seperti itu saja. Cepatlah!” ujar Naoki
Lalu Naoki pun membawa
Kotoko ke suatu tempat.

Sesampainya mereka
disana, sudah banyak wartawan dan pers yang berkumpul dan memotret mereka.
“Kotoko, tunggu
disini.” ucap Naoki pada Kotoko yang sedang kebingungan dan ia pun melangkah ke
atas panggung.
Kotoko lalu dihampiri
oleh ayah Naoki.
“Hey Kotoko! Aku
senang kau tepat waktu.” ucap ayah.
“Ada apa? Apa ini?”
tanya Kotoko

“Naoki tidak
memberitahumu? Ini anggota pers dan media.” ucap ayah pada Kotoko dan
menyaksikan kata sambutan yang dilakukan oleh Naoki
“Naoki merancang
sebuah game online. Itu biasanya perlu 1 bulan, bukan, hampir satu tahun untuk
bisa selesai. Tapi sebuah tim kecil bekerja sama dalam seminggu. Ini cukup
membanggakan. Tidak tidak tidur setiap malam untuk menyelesaikannya. Aku
terkejut di masih bisa berdiri. DIa tidak mau terburu-buru.” jelas Ayah
“Aku bilang padanya
untuk menghubungi dan mengundangmu kesini. Dia bersikeras untuk menjemputmu.”
lanjut ayah
“Benarkah?” tanya
Kotoko yang terharu
“Ya!” jawab ayah

Jinko, Satomi, dan
teman kampus lain menonton siaran jumpta pers Naoki tersebut yang ditayakan
secara langsung. Mereka semua kaget dengan diperkenalkannya game online yang
bernama “Koto-rin” tersebut.

MC pun memanggil
Kotoko sebagai inspirasi dari game tersebut untuk naik keatas panggung.
“Aku ingin
memperkenalkan istriku. Irie Kotoko.” ucap Naoki yang membuat Kotoko kaget
“Katakan sesuatu.”
lanjut Naoki dan menyerahkan microfon pada Kotoko

“Um.. Aku bangga
menjadi istri dari pria pintar ini. Terim kasih banyak.” ucap Kotoko yang gugup
“Apa itu aneh?” tanya
Kotoko pada Naoki
“Ya..” jawab Naoki
yang membuat Kotoko kecewa
“Kotoko..Lama tidak
bertemu ..” ucap Naoki yang melihat Kotoko dengan senyuman dan membuat Kotoko
menahan emosi terharunya.

Kotokopun melakukan
sesi pemotretan sendiri di depan pada wartawan dan media.

Malamnya, Naoki yang
baru selesai mandi menanyakan tentang piyama yang ia kenakan.
“Apa ini baru?” tanya
Naoki
“Maaf, Aku belikan
yang baru.” jawab Kotoko
“Kenapa?” tanya Naoki
“Aku gunakan yang lama
untuk membuat ini.” jawab Kotoko sambil menunjukkan boneka yang ia buat.
“Hah?” ucap Naoki
“Karena kau tidak
pulang untuk beberapa waktu, Aku kesepian. Ini adalah kau. Melihatnya membuatku
bersemangat.” jelas Kotoko
“Aku keluar dari
pekerjaan hari ini. Aku masih harus melatih penerus tapi aku akan kembali
kuliah bulan depan.” jelas Naoki
“Jadi kau bisa belajar
untuk menjadi dokter? Yay! Baguslah!” ucap Kotoko yang merasa bersemangat

“Apa menurutmu game
nya kan berhasil?” tanya Kotoko
“Aku makan telur
dadarmu, lengkap dengan kulit telurnya.” ucap Naoki
“Apa? Kulit telur?
tanya Kotoko
Naoki menganggukkan
kepalanya dan tersenyum.
“Aku minta maaf.”jawab
Kotoko yang merasa sangat menyesal.
Naoki lalu mencium
istrinya dan memeluknya.

“Aku merindukanmu,
Irie-kun!” ucap Kotoko
Dan tiba-tiba Naoki
jatuh tertidur. Kotoko hanya tersenyum melihat suaminya tersebut.
“Mimpi indah.” ucap Kotoko
lalu mencium kening suaminya.

1 Bulan Kemudian
Paginya, Ibu, Kotoko,
dan Yuki membahas mengenai game online Naoki yang berhasil menjadi hits. Lalu
Naoki yang sudah siap pun mengajak Kotoko untuk berangkat kuliah.
“Benar! Kakak pergi ke
kampus hari ini.” ucap Ibu lalu mengantarkan Kotoko dan Naoki sampai ke pintu
depan rumah mereka.
“Aku perlu mampir ke
suatu tempat dulu.” ucap Naoki pada Kotoko
“Hah?” tanya Kotoko
bingung
Ternyata pagi itu
Naoki datang ke kantor administrasi untuk mendaftarkan pernikahannya dengan
Kotoko. Naoki pun mengisi formulir yang sudah disiapkan oleh ibunya.
“Giliranmu.” ucap
Naoki pada Kotoko
Karena terlalu gugup,
Kotoko salah menulis nama keluarga nya yang seharusnya Aihara.
“Aku harunsya
mengerti. Ibu sudah mempersiapkan hal ini.” keluh Naoki yang kemudian mengisi
formulir pengganti.
Mereka pun menyerahkan
formulir pada petugas.
“Kau perlu ngisi
bagian ini, Nyonya..” ucap petugas pada Kotoko. Mendengar dirinya yang
dipanggil sebagai Nyoya membuat Kotoko berbunga-bunga.
“Hey!” tegur Naoki
“Sekarang. Aku
akhirnya resmi menjadi istrimu.” ucap Kotoko sambil tersenyum
Naoki pun tersenyum
padanya.

Naoki dan Kotoko pun
berjalan hingga sampai di kampus mereka.
“Aku tau kau khawatir,
tapi sebagai laki-laki aku ingin memulihkan perusahaan ayahku dulu, sebelum
kita menikah. Tapi ibuku sudah merencanakan resepsi pernikahan dan semuanya
duluan. Akhirnya perlu waktu yang lama.” jelas Naoki
“Tidak apa-apa. Karena
aku percaya padamu.” jawab Kotoko.
“Tapi kau datang ke
kantor membuat keributan dengan Kinnosuke.” ucap Naoki
“Umm.. itu ..” jawan
Kotoko bingung
“Tapi sekarang kau
adalah istriku.” ucap Naoki sambil tersenyum

“Dan sekarang kau adalah suamiku,
Irie-kun!” ucap Kotoko dalam hati
Dan mulai hari ini, akhirnya aku adalah Irie Kotoko!

Comments
Post a Comment